Kilasmalut.com – Ketika terjadi curah hujan yang tinggi, kali wasi di Desa Togawa Besi, Kecamatan Galela Selatan, Halmahera Utara (Halut), sering meluap dan masyarakat setempat mejadi sasaran luapan air kali.
Kali wasi sudah beberapa kali terjadi luapan yang mengakibatkan rumah warga tergenang air, melihat hal itu anggota DPRD Halut Dapil IV Galela-Loloda Komisi III Julhija Rasai, langsung berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Maluku Utara.
Koordinasi yang dilakukan ini, atas inisitif sendiri, langkah ini merupakan keterpanggilan kemamusiaam atas musibah yang sering dialami masyarakat.
Hasil koordinasi dengan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara, Dr. Ahmad Taufik, ST. MT. Ph.D, membuahkan hasil karena mereka merespon positif atas usulan yang ditawarkan, mereka akan mengupayakan penanganan ancaman bencana banjir sebagai bentuk upaya mitigasi dengan berbagai upaya, salah satunya merelokasi seperti penggerukan dan pembuatan tanggul sungai guna meminimalisasir luapan di kawasan permukiman seperti yang telah terjadi berulang kali di kali Wasi.
Anggota DPRD HalutJulhija Rasai, memberikan apresiasi responsif kepada BWS Malut yang dinilai mampu mendeteksi dan memprioritaskan kondisional emergency yang potensial membahayakan warga masyarakat di wilayah sungai dan danau, oleh sebabnya patut diapresiasi.
“Hal tersebut dikarenakan Bencana banjir di Desa Togawa Besi dan Desa Togawa Kecamatan Galela Selatan, kembali mengancam keselamatan masyarakat di dua Desa tersebut yang berada diatas bantaran sungai kali Wasi. Ancaman bencana ini sudah kesekian kalinya terjadi tetapi belum ada upaya penanggulangan,”ucapnya, Jumat (11/4).
Bencana banjir lanjutnya, yang terjadi seperti pada tanggal 6 Maret tahun 2025, tepatnya pada pukul 02:20 Wit mengancam keselamatan 42 Kelala Keluarga (KK) dari 114 jiwa dengan jumlah rumah terdampak sebanyak 27 rumah hunian, saat ini kembali mengancam keselamatan warga masyarakat di dua desa tersebut.
“Kondisi dan posisi rumah hunian warga berada tepat diatas bantaran sungai yang juga tepat berada pada muara sungai, dengan terjadinya pendangkalan sungai akibat tingginya material vulkanik gunung api Dukono yang terendam menyebabkan luapan banjir dikawasan permukiman saat turun hujan dengan intensitas tinggi. Warga masyarakat di desa dan umumnya wilayah Galela berharap besar mendapat perhatian dan prioritas dari BWS Malut, untuk upaya pembangunan talud atau bronjong penahan longsor dan luapan banjir,”tutupnya (red)
