Kilasmalur.com – Kepolisian Resor (Polres) Halmahera Selatan akhirnya angkat bicara terkait adanya korban dalam kericuhan saat aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Halsel, Selasa (2/9).
Wakapolres Halsel, Kompol Aziz Ibrahim Muamar, menegaskan bahwa kronologi harus dilihat dari dua sisi agar tidak menimbulkan bias.
Aksi mahasiswa tersebut awalnya dijadwalkan berlangsung di sejumlah titik, mulai dari Kantor Bupati, DPRD, Kejaksaan Negeri hingga Polres Halsel. Aparat kepolisian yang melakukan pengamanan kemudian menghadang massa di pintu masuk kompleks perkantoran Pemda untuk mencegah potensi perusakan.
“Semua aspirasi sudah diterima dengan baik. Bahkan Ketua DPRD bersedia menemui massa aksi. Namun, saat difasilitasi, justru massa menolak dan ngotot ingin menuju kantor DPRD,”jelas Aziz kepada wartawan sekitar pukul 23.00 Wit.
Menurutnya, situasi memanas setelah muncul kelompok massa tambahan yang datang dengan dua unit mobil berperangkat sound system. Kehadiran kelompok ini dikhawatirkan memicu kerusuhan jika diterima di Kantor DPRD.
“Karena massa tetap memaksa, terjadi pelemparan dan pemukulan terhadap petugas. Kondisi itu memaksa kami maju dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Ada kemungkinan korban terkena tameng saat petugas bertahan,”tegasnya.
Usai aksi berakhir, Sekda Halsel Safiun Rajulan, Dandim Letkol Inf Syamsul, serta Wakapolres langsung menjenguk korban Aisun Salim di kediamannya, Desa Amasing Kota Utara.(red)