Kilasmalut.com – Kepala Kepolisian Daerah Maluku Utara, Irjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si., secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan Tugu Brimob di Taman Bukit Loiteglas, Weda, Kabupaten Halmahera Tengah. Pembangunan tugu ini merupakan bentuk penghargaan atas sejarah dan sarana edukasi bagi generasi muda.
Kegiatan ini turut dihadiri Wakapolda Maluku Utara Brigjen Pol. Stephen M. Napiun, S.I.K., S.H., M.Hum., para Pejabat Utama Polda Malut, Bupati Halmahera Tengah Ikram Malan Sangadji, S.IP., M.Si., Kapolres Halmahera Tengah AKBP Fiat Dedawanto, S.Pd.T., S.I.K., serta unsur Forkopimda Kabupaten Halteng.
Dalam sambutannya, Kapolda menjelaskan bahwa penggunaan baret Brimob pada kesempatan tersebut adalah bentuk penghormatan terhadap semangat juang dan sejarah panjang satuan Brigade Mobil (Brimob) dalam mempertahankan kedaulatan negara.
“Penggunaan baret ini bukan tanpa alasan. Ketika mendengar rencana pembangunan Tugu Brimob, seperti yang disampaikan Bapak Bupati, semangat saya begitu tergugah,”ujar Kapolda.
Kapolda kemudian memaparkan sejarah terbentuknya Brimob yang berawal dari Tokubetsu Kaisatsu Tai, pasukan polisi khusus bentukan Jepang pada April 1944. Pasukan ini kemudian menjadi Polisi Istimewa, yang berperan penting dalam melucuti senjata tentara Jepang dan menyerahkannya kepada para pejuang kemerdekaan.
Tokoh asal Buton Wakatobi, Inspektur Polisi Muhammad Yahya Yasin, kemudian mendeklarasikan Polisi Istimewa sebagai cikal bakal terbentuknya Mobrig (Mobile Brigade), yang kemudian oleh Presiden Soekarno diubah namanya menjadi Brimob pada tahun 1961.
Kapolda juga menegaskan bahwa wilayah Maluku Utara, termasuk Weda, Tidore, Ternate, Sofifi, hingga Pulau Gebe, memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan, khususnya dalam operasi pembebasan Irian Barat. Ia menyebut, terdapat dua makam anggota Pelopor Brimob di Tidore yang gugur akibat malaria saat bertugas dalam masa perjuangan tersebut.
“Saya mengapresiasi Bupati Halmahera Tengah, Bapak Ikram Malan Sangadji, putra dari pejuang Brimob, yang melanjutkan perjuangan ayahandanya. Hal ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan mungkin merupakan buah dari doa orang tua beliau,” ungkapnya.
Kapolda berharap pembangunan Tugu Brimob ini tidak hanya menjadi simbol penghargaan terhadap sejarah, tetapi juga sebagai media edukasi bagi masyarakat. Ia mengajak seluruh pihak untuk menjaga kawasan ini dan menjadikannya ruang pembelajaran bagi generasi muda.
“Diharapkan setiap anak yang berkunjung ke sini dapat memahami makna keberadaan tugu, patung, dan sejarah di baliknya. Jangan sampai kita melupakan sejarah sendiri, karena dari sanalah kita mengetahui peran kita dalam perjuangan bangsa ini,”tutupnya.(red)