Kilasmalut.com – Pemadaman listrik bergilir yang menghantui masyarakat Halmahera Utara (Halut) akhirnya mendapat penjelasan tegas dari Bupati Halut, Dr. Piet Hein Babua. Menurutnya, krisis listrik ini murni akibat kerusakan tiga mesin PLN sehingga terjadi defisit daya hingga 3 megawatt (MW), bukan karena faktor lain.
“Ini murni masalah teknis. Jangan terprovokasi isu bahwa pemadaman listrik disebabkan PT. NICO. Perusahaan itu sudah ada jauh sebelum kami menjabat, dan sampai sekarang tidak ada penambahan daya untuk mereka,”tegas Bupati, Senin (1/9).
Ia mengungkapkan, langkah darurat yang ditempuh PLN sempat meminjam mesin tua dari Pulau Buru. Namun, mesin itu dikhawatirkan justru menimbulkan masalah baru. Karena itu, Pemkab Halut langsung berkoordinasi dengan General Manager PLN untuk mencari solusi permanen.

Hasilnya, PLN menyetujui pengadaan mesin baru berkekuatan 8 MW dari Cina, yang kini sudah tiba di PLTU Mamuya dan sedang dalam proses pemasangan.
“Mesin baru ini segera terkoneksi ke sistem PLN. Targetnya akhir bulan sudah bisa beroperasi. Sementara itu, Halut memang mengalami defisit daya 3 MW. Jadi kita semua harus bersabar,”jelas Bupati.
PLN sendiri memperkirakan beban listrik akan melonjak tajam pada Desember 2025.
Namun dengan hadirnya mesin baru 8 MW, ditambah rencana pengoperasian pembangkit 30 MW di Mamuya pada akhir tahun, Halut diproyeksikan bakal beralih dari defisit menjadi surplus daya.
Bupati Piet menegaskan, krisis listrik ini adalah “force majeure” alias kejadian di luar kendali, semata-mata karena kerusakan mesin.
“Tidak ada permainan atau kepentingan tertentu. Ini murni kerusakan mesin. Masyarakat diminta tetap tenang, karena dalam waktu dekat listrik di Halut akan normal kembali,”pungkasnya.(red)