Kilasmalut.com – Aksi unjuk rasa oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat setempat atau masyarakat adat, sempat mendapat penolakan pemerintah Desa (Pemdes), Kecamatan Kota Maba.
Berdasarkan surat keterangan penolakan yang dikeluarkan Pemdes Wailukum dengan nomor: 150.01/136/DW/Kec.KM/HT/2025, surat ini menerangkan bahwa, aksi yang dilaksanakan pada 16 hingga 18 Mei 2025 di area operasional PT. Position tersebut, merupakan aksi sepihak tanpa adanya koordinasi.
Diduga sekelompok orang ini tidak berkoordinasi dengan pemerintah desa Wailukum, BPD bersama tokoh masyarakat, adat dan tokoh agama padahal wilayah aksi masuk pada wilayah administrasi desa Wailukum.
Surat yang ditandatangani Kades, Azwan Sinen dan Ketua BPD Wailukum serta tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama tersebut, juga menyatakan bahwa aksi yang dilaksanakan sekelompok orang ini memiliki kepentingan pribadi yang mengatasnamakan masyarakat dan adat secara umum dan sifatnya ilegal karena tanpa adanya izin atau koordinasi dengan pemerintah desa dan para tokoh.
Pemerintah desa dan para tokoh di desa Wailukum juga mendukung kegiatan operasional PT. Position yang saat ini sedang berjalan dan proses penyelesaian tali asih lahan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Bupati Halmahera Timur.
Kabid Humas Polda Maluku Utara, Kombes Pol. Bambang Suharyono saat dikonfirmasi menyatakan, sudah menerima surat penolakan yang dikeluarkan pemerintah dasar dan tokoh agama, adat dan tokoh masyarakat desa Wailukum.
Surat tersebut lanjut Bambang, bahwa aksi yang dilakukan sekelompok orang tersebut merupakan aksi premanisme yang membawa nama masyarakat adat untuk melakukan aksi di lingkungan perusahaan pertambangan.
“Ini benar-benar aksi premanisme, apalagi aksi tersebut tidak ada pemberitahuan ke Polres setempat,”ujarnya.
Ia menyebutkan, 16 orang yang sempat diamankan sudah dikembalikan ke kampung halaman sementra 11 lainya sudah ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan aksi membawa senjata tajam dan perampasan 18 kunci alat berat milik perusahan.
“6 orang sudah kami pulangkan sore tadi, sementara 11 orang lainya masih terus dilakukan penyidikan,”tuturnya (red).