Kilasmalut.com – Petani hortikultura di Kecamatan Galela, Halmahera Utara, mulai unjuk taring. Dalam sepekan, mereka mampu memasok sedikitnya 30 ton terong ke Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) dengan harga Rp5.000 per kilogram. Alhasil, perputaran uang di Galela tembus ratusan juta rupiah setiap bulan.
Salah satu petani, Alharis Soleman, mengungkapkan bahwa selain terong, para petani juga rutin mengirim cabai rawit (rica), tomat, dan berbagai sayuran lain ke Halteng. Komoditas tersebut sebagian besar disuplai ke kawasan industri tambang PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
“Hampir rata-rata petani Galela sekarang panennya langsung dipasok ke Weda. Permintaan dari masyarakat maupun perusahaan di sana sangat tinggi,”ujarnya, Jumat (12/9).
Lonjakan permintaan ini membuat perputaran ekonomi petani Galela semakin cepat. Dari desa ke desa, hasil panen langsung dikirim ke Halteng, menggerakkan roda ekonomi dan membuka peluang kesejahteraan baru bagi petani.
Fenomena ini sekaligus menunjukkan bahwa Galela bukan hanya lumbung pangan lokal, tetapi juga mulai mengambil peran penting dalam menopang kebutuhan industri dan masyarakat di kawasan pertambangan Halteng.
“Kalau suplai ini terus berlanjut, petani Galela akan semakin mandiri dan punya daya tawar tinggi. Ini momentum besar untuk sektor pertanian kita,”tuturnya.(red)