Kilasmalut.com – Bupati Halmahera Utara, Dr. Piet Hein Babua, secara resmi membuka acara launching sekaligus diskusi buku terbaru karya Wakil Bupati Halut, Dr. Kasman Hi. Ahmad, berjudul “Pendidikan sebagai Strategi Kebudayaan”. Acara berlangsung pada Jumat (5/9) malam di rumah dinas Wakil Bupati, dihadiri para akademisi, tokoh masyarakat, jajaran Forkopimda, serta organisasi kepemudaan.
Bupati Halut, Dr. Piet Hein Babua, memberikan apresiasi khusus untuk karya wakilnya.”Seorang pemimpin yang sibuk melayani masyarakat tapi masih sempat menulis karya ilmiah yang bisa mengilhami kebijakan, khususnya di bidang pendidikan, adalah sesuatu yang luar biasa. Judul buku ini sangat sejalan dengan visi-misi pemerintahan kami, SETARA sehat, terdidik, berbudaya, aman, dan sejahtera,”tegasnya.
Lebih jauh, Piet menekankan pentingnya kolaborasi antara pendidikan dan kebudayaan sebagai pilar pembangunan daerah. Ia bahkan mengungkapkan rencana pemerintah daerah untuk memperjuangkan Perda tentang wajib berbahasa daerah di tingkat SD hingga SMP sebagai bagian dari upaya menjaga identitas lokal.
“Bahasa adalah identitas komunitas. Jika tidak dijaga, kita akan kehilangan jati diri. Karena itu, ke depan salah satu kebijakan yang kami dorong adalah wajib berbahasa daerah dalam pendidikan dasar 9 tahun,”tegasnya.
Peluncuran buku ini pun dinilai sebagai momentum bersejarah bagi Halmahera Utara, karena berhasil memadukan gagasan pendidikan dan kebudayaan sebagai arah pembangunan daerah yang lebih berkarakter, berjati diri, dan berdaya saing.
Sementara Penulis sekaligus Wabup Halut Dr. Hi. Kasman Hi. Ahmad, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Peluncuran buku ke-9 ini terasa istimewa karena bertepatan dengan hari ulang tahunnya.”Malam ini saya berdiri dengan penuh rasa syukur, baik secara pribadi maupun keluarga. Saya memang meminta kepada Bupati agar peluncuran buku ini bertepatan dengan hari kelahiran saya, dan Alhamdulillah bisa terlaksana. Ini adalah buku ke-9 saya. Tahun lalu, saya juga menerbitkan ‘Maluku Utara dalam Dimensi Sosial dan Spiritual di Era Disrupsi’,”ungkapnya.
Ia menjelaskan, 50 persen isi buku ini merupakan pengembangan dari tesis S2-nya yang mengkaji tradisi kebudayaan di Ternate, khususnya pangaji dalam Islam dan sekolah Minggu di kalangan Kristiani. Menurutnya, tradisi pendidikan berbasis keagamaan ini telah menjadi fondasi penting dalam membangun peradaban serta identitas kebudayaan Halmahera Utara.
Ia berharap, hadirnya para profesor dan pembedah buku bisa memperkaya diskursus pemikiran dan memperluas khazanah pengetahuan di bidang pendidikan dan kebudayaan.(red)